Nama
Pengarang : Marah Rusli. Seorang Minang yang
berpendidikan Belanda dalam ilmu kedokteran
hewan.
Cetakan :
44 tahun 2008
Tempat Terbit : Jakarta.
Tahun Terbit : 2008
Tebal Buku : 334
Halaman.
Unsur
intrinsik adalah unsur dalam yang membentuk penciptaan karya sastra. Unsur ini
berupa tema, amanat, latar, alur, penokohan, sudut pandang dan gaya. Ketujuh unsur
yang terdapat dalam novel Sitti Nurbaya sebagai berikut:
1.
Tema
Sitti Nurbaya cenderung dianggap mempunyai tema anti-pernikahan
paksa, atau menjelaskan perselisihan antara nilai Timur dan Barat. Novel ini juga pernah dinyatakan sebagai suatu
"monumen perjuangan pemuda-pemudi yang berpikiran panjang" melawan
adat. Namun, tidaklah adil apabila Sitti
Nurbaya dianggap hanya sebuah cerita tentang kawin paksa, sebab hubungan
antara Sitti Nurbaya dan Samsul dapat diterima masyarakat. Ditegaskan bahwa
novel ini merupakan perbandingan pandangan Barat dan Tradisional terhadap
pernikahan, yang dilengkapi dengan kritik sistem mas kawin
dan poligami.
2. Amanat
Pesan utama
dari novel disampaikan dengan dialog panjang antara tokoh-tokoh dengan dikotomi
moral, untuk menunjukkan alternatif dari pendirian penulis. Namun, pandangan
yang "benar" ditunjukkan dengan kedudukan sosial dan moral tokoh yang
mengajukan pandangan tersebut.
Cinta itu tidak dapat dipaksakan, cinta itu tidak dapat dikekang. Kita tidak bisa memelihara cinta dalam ruang
yang terbatas, karena hakikatnya cinta itu bebas. Demi orang-orang yang dicintainya
seorang wanita bersedia mengorbankan apa saja meskipun ia tahu pengorbanannya
dapat merugikan dirinya sendiri. Lebih-lebih pengorbanan tersebut demi orang
tuanya. Bila asmara melanda jiwa seseorang maka luasnya samudra tak akan mampu
menghalangi jalannya cinta. Demikianlah cinta yang murni tak akan padam sampai
mati. Bagaimanapun juga praktek lintah darat merupakan sumber malapetaka bagi
kehidupan keluarga.
Menjadi
orang tua hendaknya lebih bijaksana, tidak memutuskan suatu persoalan hanya
untuk menutupi perasaan malu belaka sehingga mungkin berakibat penyesalan yang
tak terhingga. Dan kebenaran sesungguhnya di atas segala-galanya. Akhir dari
segala kehidupan adalah mati, tetapi mati jangan dijadikan akhir dari persoalan
hidup.
3. Latar( Setting)
Waktu : Pagi, Siang, Petang
Suasana : Sedih, Gembira, Tertekan
Tempat : Di kediaman Baginda Sulaiman, di toko Baginda Sulaiman, kediaman Datuk Maringgih, Di kediaman samsul
Bahri, Di bawah pohon, dsb.
4.
Alur : Maju
Cerita novel
“Siti Nurbaya” ini ceritanya benar-benar dimulai dari eksposisi, komplikasi,
klimaks, dan berakhir dengan pemecahan masalah. Pengarang menyajikan ceritanya
secara terurut atau secara alamiah.
5. Penokohan
(Watak Tokoh)
-
Siti Nurbaya sebagai pelaku utama Tokoh Protagonis,
anak Baginda Sulaeman (saudagar kaya di Padang), wataknya: Lemah lembut,
penyayang, tutur bahasanya.
Siti Nurbaya adalah salah satu protagonis utama. Sitti
Nurbaya merupakan tokoh yang dapat mengambil keputusan sendiri, sebagaimana
terwujud ketika dia memutuskan untuk menikah Datuk Meringgih. Ketika Datuk
Meringgih mengancam ayahnya, kesediaannya untuk mendorong Samsul, dan
pelariannya dari Meringgih setelah ayahnya meninggal. Dia juga cukup mandiri
untuk pergi ke Batavia sendiri untuk mencari Samsul. Tindakannya dianggap
melanggar adat,
dan ini akhirnya membuat dia diracuni. Kecantikannya, sehingga disebut
"bunga Padang", dianggap sebagai wujud fisik dari hatinya yang baik
dan beradab.
-
Samsul Bahri sebagai pelaku utama (Tokoh Protagonis):
anak Sultan Mahmud Syah (penghulu di Padang), wataknya: Orangnya pandai,
tingkahlakuya sopan dan santun, halus budibahasanya, dapat dipercaya, gigih,
penyayang, dan setiakawan.
Samsul bahri adalah protagonis pria
utama. Dia dinyatakan sebagai orang yang berkulit kuning langsat,
dengan mata sehitam tinta. Namun, dari jauh dia dapat dikira orang Belanda.
Sifat fisik ini sebagai wujud sifatnya yang suka menjadi seperti orang Belanda.
Penampilannya yang menarik juga dianggap sebagai wujud sifatnya yang baik dan
beradab.
-
Datuk Maringgih sebagai pelaku utama (Tokoh
Antagonis), laki-laki yang berwatak kikir, picik, penghasud, kejam, sombong,
bengis, mata keranjang, penipu, dan selalu memaksakan kehendaknya sendiri.
Datuk
Meringgih adalah antagonis utama dari novel. Dia seorang pedagang yang
dibesarkan di keluarga yang miskin, lalu menjadi kaya setelah masuk ke dunia
kriminal. menyatakan bahwa dorongan utama Meringgih dalam cerita ialah rasa iri
dan keserakahan, sebab dia tidak dapat menerima bahwa ada yang lebih kaya
daripada dia. Datuk Meringgih adalah tokoh yang digambarkan dengan hitam dan
putih, tetapi mampu untuk menyebabkan konflik di sekitarnya. Menjelang akhir
novel, Meringgih menjadi pejuang pasukan anti-kolonialis, didorong oleh
keserakahannya.
-
Baiginda Sulaeman sebagai pelaku tambahan (Tokoh
Protagonis), berwatak: Bijaksana,sopan, ramah, adil, penyayang.
-
Sultan Mahmud Syah sebagai pelaku tambahan (Toloh
Protagonis), Ayahnya Samsul Bahri yang berwatak: Bijaksana, sopan, ramah, adil,
penyayang.
-
Siti Maryam sebagai pelaku tambahan (Tokoh
Protagonis), berwatak: Bijaksana, sopan, ramah, adil, penyayang.
-
Zainularifin sebagai pelaku tambahan (Tokoh
Protagonis), temannya Samsul Bahri yang berwatak: Tingkah lakunya sopan dan
santun, halus budi bahasanya, dapat dipercaya, gigih, penyayang, dan
setiakawan.
-
Bakhtiar sebagai pelaku tambahan (Tokoh Protagonis),
temannya Samsul Bahri yang berwatak: Tingkahlakunya sopan dan santun, halus
budibahasanya, dapat dipercaya, gigih, penyayang, dan setiakawan.
-
Alimah sebagai pelaku tambahan (Tokoh Protagonis),
saudaranya Siti Nurbaya, yang bewatak lemah lembut, santun setiakawan,
bijaksana.
-
Pak Ali sebagai pelaku tambahan (Tokoh Protagonis).
6. Sudut Pandang.
Sudut
pandang yag digunakan oleh pengarang novel “Siti Nurbaya” ini yaitu sudut
pandang maha tahu. Pengarang berada di luar cerita hanya menjadi seorang
pengamat yang maha tahu dan bahkan mampu berdialog langsung dengan pembaca.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang di gunakan sudah menggunakan gaya bahasa dan sastra modern
yang menggunakan ejaan baru, sehingga mudah untuk dipahami makna dalam novel
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar