Musikalisasi puisi yang
diadakan oleh kakak-kakak S2 di aula paska sarjana begitu meriah, acara pertma
yang dibuka dengan Trio Manisih, entah nama itu bermakna apa tapi yang pasti
seluh anggotanya adalah orang ambon, mereka menanyikan lagu yang berjudul “Tragedi
Kota Ambon” mencertikan Peristiwa yang menunjukkan wajah asli kaum Salibis yang
secara biadab dan brutal melakukan pembantaian dan penyerangan terhadap kaum
Muslimin Ambon yang tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Ribuan nyawa Muslim
melayang, puluhan ribu dari mereka harus mengungsi dari Ambon demi keselamatan
mereka tanpa membawa barang apapun karena rumah-rumah atau barang-barang mereka
telah hangus terbakar dan dijarah para perusuh salibis.
Peristiwa Idul Fitri
berdarah 19 Januari 1999 bukanlah satu-satunya peristiwa yang menjadi fakta
kebrutalan salibis terhadap kaum Muslimin di Maluku. Bisa dikatakan, peristiwa
tersebut adalah yang terbesar sekaligus awal dari berbagai peristiwa
pembantaian secara masif terhadap kaum Muslimin di Maluku sejak tahun 1998.
Tragedi Idul Fitri
berdarah juga telah menjadi awal letupan terjadinya “perang agama” antara kaum
Muslimin dan kaum salibis secara berkepanjangan hingga perjanjian damai tahun
2002. Rangkaian peristiwa pembantaian terhadap kaum Muslimin oleh para teroris
salibis yang bermula di Ambon berlanjut sampai Maluku Utara. Salah satu
peristiwa paling mengenaskan, setelah Tragedi Idul Fitri berdarah adalah
pembantaian kaum Muslimin yang tengah berlindung di dalam masjid di kecamatan Tobelo,
Halmahera Maluku Utara. Ketika itu mereka diserang kaum salibis.
Ratusan kaum Muslimin
menjadi korban dalam peristiwa pembantaian tersebut. Saking banyaknya mayat
yang ada di dalam masjid, sebagian besarnya hangus terbakar. Untuk membersihkan
masjid dan mengangkat jenazah yang akan dikuburkan secara massal itu,
sampai-sampai diperlukan buldozer untuk mengangkutnya.
Acara musikalisasi
puisi kedatangan tamu band dari Uiversitas PGRI Semarang sendiri yang
anggotanya terdiri dari Deska Setia Perdana dan Yongki Arya Permana sebagai
gitaris dan Annisa Alpha Rizqiana sering dipanggil Ica sebagai vokalis yang
suaranya begitu lembut tetapi bertenaga, bahkan membius mahasiswa dan tamu
lainnya. Band ini berdiri saat pemerintahan yang katanya diplesetkan menjadi
“SBone” entah bagaimna asal usulnya plesetan itu terjadi. Mungkin, Pak SBY
adalah presiden yang presiden yang menjabat dua kali priode, atau menjadi
presiden yang terbaik bagi mereka. Band ini tercipta saat ica yang menjadi
vokalis itu satu kelas dengan , mulai saat itu mereka bertukar akun facebook,
dan dia stalking sama facebooknya ica dan ica sering upload rkaman saat
bernyanyi. Dia mulai memahami kearah mana ica menyukai aliran lagu yang dia
sering upload, akhirnya berdirilah band yang bernama “biscuit” nama itu diambil
dari kesukaan mereka yang sering nongkrong, ica mempunyai pikiran “bagaimana
kalau biscuit, kan bisa menemani kita nongkrong” awalnya biscuit hanya bermakna
“Bismillah Cuma itu” tapi lama kelamaan berubah lagi maknanya yaitu manis,
ringan, dan renyah.
Acara tersebut kurang
lebih 50 pengunjung duduk secara rapi serta secara seksama mendengarkan
puisi-puisi yang di dibacakannya. Setidaknya 5 penampil dengan gaya bahasa
masing-masing. Dari puisi yang diiringi musik sampai puisi yang dijadikan lagu
oleh penampil acara tersebut.
Yang membuat pengunjung
terpukau saat biscuit band menyanyikan lagu kalau tidak salah yang berjudul
“Aku Ingin Mencintaimu” mencertikana seseorang yang ingin menceintai orang lain
tetapi tidak tahu caranya, bagaimana caranya mencintai orang lain, lagu
tersebut dapat membius pengunjung yang datang seolah-olah biscuittime
mengajarkan pengunjung caranya mencintai seseorang dengan setulus hati, bukan
hanya sekedar mencintai dan tak mempedulikan orang yang dicintainya. Tetapi ada
satu lagu yang belum bisa saya mengerti yaitu lagu yang berjudul “menukar kau,
menakar aku” maksud dari lagu tersebut masih membingungkan saya, tetapi lagu
tersebut akan dirilis secepatnya agar tiddak mengecewakan para fansnya yang
setia menunggu lagu-lagu baru yang mereka ciptakan.
Dosen Universitas PGRI
Semarang, Setia Naka Andrian pun turut memebacakan dan melagukan puisi yang
diiringi lengkingan Agus Widodo. Naka juga menuturkan bahwa puisinya akan
segera hadir dalam kumpulan puisinya yang akan terbit tahun depan.
Tiga Mahasiswa
pascasarjana UPGRIS Progdi Bahasa dan Sastra Indonesia yang tergabung dinamai
“Trio Manisih” kembali menampilkan sebuah lagu yang berjudul “Beta Rindu mama”
lagu tersbut dinyanyikan karena hari terbut bertepatan pada hari ibu, mereka
rindu akan kampung halaman yang ditinggal merantau untuk menuntut ilmu di
Semarang. Suatu saat akan dibawa pulang dan diamalkan kepada murid dan
mahasiswa disana.
Dipuncak acara
biscuittime kembali menampilkan dua lagu yang berjudul “beruntung aku
menegenalmu” lagu tersebut menceritakan orang yang mengagumi seseorang dan dia
sangat beruntung dibandingkan orang lain yang belum beruntung dapat
mengenalnya, kekaguman seseorang yang begitu dalam dan tidak akan melepaskan
orang tersebut karena dia sangat mengaguminya sampai-sampai tidak ada yang
boleh mengaguminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar