Rabu, 30 Desember 2015

Malam Musikalisasi



Musikalisasi puisi yang diadakan oleh kakak-kakak S2 di aula paska sarjana begitu meriah, acara pertma yang dibuka dengan Trio Manisih, entah nama itu bermakna apa tapi yang pasti seluh anggotanya adalah orang ambon, mereka menanyikan lagu yang berjudul “Tragedi Kota Ambon” mencertikan Peristiwa yang menunjukkan wajah asli kaum Salibis yang secara biadab dan brutal melakukan pembantaian dan penyerangan terhadap kaum Muslimin Ambon yang tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Ribuan nyawa Muslim melayang, puluhan ribu dari mereka harus mengungsi dari Ambon demi keselamatan mereka tanpa membawa barang apapun karena rumah-rumah atau barang-barang mereka telah hangus terbakar dan dijarah para perusuh salibis.
Peristiwa Idul Fitri berdarah 19 Januari 1999 bukanlah satu-satunya peristiwa yang menjadi fakta kebrutalan salibis terhadap kaum Muslimin di Maluku. Bisa dikatakan, peristiwa tersebut adalah yang terbesar sekaligus awal dari berbagai peristiwa pembantaian secara masif terhadap kaum Muslimin di Maluku sejak tahun 1998.
Tragedi Idul Fitri berdarah juga telah menjadi awal letupan terjadinya “perang agama” antara kaum Muslimin dan kaum salibis secara berkepanjangan hingga perjanjian damai tahun 2002. Rangkaian peristiwa pembantaian terhadap kaum Muslimin oleh para teroris salibis yang bermula di Ambon berlanjut sampai Maluku Utara. Salah satu peristiwa paling mengenaskan, setelah Tragedi Idul Fitri berdarah adalah pembantaian kaum Muslimin yang tengah berlindung  di dalam masjid di kecamatan Tobelo, Halmahera Maluku Utara. Ketika itu mereka diserang kaum salibis.
Ratusan kaum Muslimin menjadi korban dalam peristiwa pembantaian tersebut. Saking banyaknya mayat yang ada di dalam masjid, sebagian besarnya hangus terbakar. Untuk membersihkan masjid dan mengangkat jenazah yang akan dikuburkan secara massal itu, sampai-sampai diperlukan buldozer untuk mengangkutnya.
Acara musikalisasi puisi kedatangan tamu band dari Uiversitas PGRI Semarang sendiri yang anggotanya terdiri dari Deska Setia Perdana dan Yongki Arya Permana sebagai gitaris dan Annisa Alpha Rizqiana sering dipanggil Ica sebagai vokalis yang suaranya begitu lembut tetapi bertenaga, bahkan membius mahasiswa dan tamu lainnya. Band ini berdiri saat pemerintahan yang katanya diplesetkan menjadi “SBone” entah bagaimna asal usulnya plesetan itu terjadi. Mungkin, Pak SBY adalah presiden yang presiden yang menjabat dua kali priode, atau menjadi presiden yang terbaik bagi mereka. Band ini tercipta saat ica yang menjadi vokalis itu satu kelas dengan , mulai saat itu mereka bertukar akun facebook, dan dia stalking sama facebooknya ica dan ica sering upload rkaman saat bernyanyi. Dia mulai memahami kearah mana ica menyukai aliran lagu yang dia sering upload, akhirnya berdirilah band yang bernama “biscuit” nama itu diambil dari kesukaan mereka yang sering nongkrong, ica mempunyai pikiran “bagaimana kalau biscuit, kan bisa menemani kita nongkrong” awalnya biscuit hanya bermakna “Bismillah Cuma itu” tapi lama kelamaan berubah lagi maknanya yaitu manis, ringan, dan renyah.
Acara tersebut kurang lebih 50 pengunjung duduk secara rapi serta secara seksama mendengarkan puisi-puisi yang di dibacakannya. Setidaknya 5 penampil dengan gaya bahasa masing-masing. Dari puisi yang diiringi musik sampai puisi yang dijadikan lagu oleh penampil acara tersebut.
Yang membuat pengunjung terpukau saat biscuit band menyanyikan lagu kalau tidak salah yang berjudul “Aku Ingin Mencintaimu” mencertikana seseorang yang ingin menceintai orang lain tetapi tidak tahu caranya, bagaimana caranya mencintai orang lain, lagu tersebut dapat membius pengunjung yang datang seolah-olah biscuittime mengajarkan pengunjung caranya mencintai seseorang dengan setulus hati, bukan hanya sekedar mencintai dan tak mempedulikan orang yang dicintainya. Tetapi ada satu lagu yang belum bisa saya mengerti yaitu lagu yang berjudul “menukar kau, menakar aku” maksud dari lagu tersebut masih membingungkan saya, tetapi lagu tersebut akan dirilis secepatnya agar tiddak mengecewakan para fansnya yang setia menunggu lagu-lagu baru yang mereka ciptakan.
Dosen Universitas PGRI Semarang, Setia Naka Andrian pun turut memebacakan dan melagukan puisi yang diiringi lengkingan Agus Widodo. Naka juga menuturkan bahwa puisinya akan segera hadir dalam kumpulan puisinya yang akan terbit tahun depan.
Tiga Mahasiswa pascasarjana UPGRIS Progdi Bahasa dan Sastra Indonesia yang tergabung dinamai “Trio Manisih” kembali menampilkan sebuah lagu yang berjudul “Beta Rindu mama” lagu tersbut dinyanyikan karena hari terbut bertepatan pada hari ibu, mereka rindu akan kampung halaman yang ditinggal merantau untuk menuntut ilmu di Semarang. Suatu saat akan dibawa pulang dan diamalkan kepada murid dan mahasiswa disana.
Dipuncak acara biscuittime kembali menampilkan dua lagu yang berjudul “beruntung aku menegenalmu” lagu tersebut menceritakan orang yang mengagumi seseorang dan dia sangat beruntung dibandingkan orang lain yang belum beruntung dapat mengenalnya, kekaguman seseorang yang begitu dalam dan tidak akan melepaskan orang tersebut karena dia sangat mengaguminya sampai-sampai tidak ada yang boleh mengaguminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar