Rabu, 30 Desember 2015

Apa Salah Mereka ?



Akhir – akhir ini banyak berita yang mengulas tentang bentrokan antara warga kangkai dengan suku rimba. Suasana mencekam masih menyelimuti Desa Kungkai, Kabupaten Merangin Jambi . Bentrok antar warga Suku Rimba dan warga setempat  pun sepertinya masih menyisakan dendam. Dari pengakuan warga suku rimba, ternyata kemarahan mereka memuncak tidak cuma karena ada anak warga desa yang meludahi mereka. Namun, ternyata, ada perlakuan buruk dari warga desa terhadap mereka. Seolah-olah suku rimba dianggap orang yang tidak perlu dihormati, sesama manusia harus mempunyai rasa hormat satusama lain tidak mengenal suku, ras, keyakinan dsb.

Suku rimba memang hidup didalam hutan, namun suku rimba masih mengetahui rasa hormat sesama manusia. Suku rimba tidak menetap seperti warga kangkai yang hidupnya menetap permanen, suku rimba masih memegang erat adat yang ditinggalkan nenek moyang mereka. Tetapi, suku rimba juga berkebun layaknya warga sekitar.

Jika ada salah satu anggota keluargan dari suku rimba yang meninggal mereka meninggalkan rumah yang sudah dibangunnya, lalu berpindah membangun kembali rumah untuk ditinggali, dan jika ada anggota keluarganya yang meninggal maka mereka akan berpindah lagi. Adat yang dipegang suku rimba masih sangat erat, mereka mempercayai adanya dewa-dewa yang melindungi mereka dari apapun.

Pemerintah berupaya memberikan sumbangan rumah untuk ditinggali, namun itu percuma. Tidak sesuai dengan cara hidup suku rimba yang berpindah-pindah. Pernah juga pemerintah memberikan bangunan rumah untuk ditinggali suku rimba, namun akhirnya ditinggalkan begitu saja dan bangunan tersebut tidak terawat.

Bentrokan warga desa dan penghuni rimba Bukit Duabelas Jambi ini ditengarai oleh pemukulan yang dilakukan warga suku rimba terhadap seorang anak di Desa Kungkai. Ketika itu, anak-anak desa meludahi saat para warga suku rimba melintas di desa. Warga rimba pun emosi dan secara spontan memukul anak-anak tersebut hingga menimbulkan bentrokan kedua kubu. Anggota polisi dan tni diterjunkan untuk mengamankan situasi yang bisa saja kembali memanas, pemerintah berupaya mempertemukan seluruh warga dan suku rimba untuk membicarakan titik tengah dari permasalahan yang sedang mereka hadapi. Tetapi usaha pemerintah belum menemukan titik temu.

Apa salah suku rimba hingga dibenci oleh warga kangkai, padahal suku rimba tidak menggangu warga sekitar, mereka hidup dengan damai walaupun belum tersentuh oleh pemerintah. Pilkada serentak banyak suku rimba tidak bisa ikut menyuarakan kata hati mereka, kurangnya sosialiasi dari pemerintah untuk mencari tahu apa saja yang sedang dibutuhkan suku rimba.

Warga pun nekat memburu orang rimba hingga ke dalam hutan. Namun, dua warga tertembak yang masih menggunakan senjata tradisional yamg dimilik orang rimba yakni kecepek. Satu orang warga tewas di tempat karena tertembak dibagian kepala. Sementara warga lainnya, terkena tembakan di dada dan kiri namun sempat dilarikan ke Rumah Sakit setempat. Akhirnya warga yang tertembak dibagian dada kiri bisa selamat dari senjata suku rimba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar