BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Esai
Sebuah esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan
opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga
bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi
subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai yang menyajikan seluruh
informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang memberikan
kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai,
atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek.
Apa yang membedakan esai dan bukan esai? Untuk menjawab pertanyaan ini
dapat dilakukan dengan merujuk pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang
telah ada, tetapi pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada sering
kali masih tidak lengkap dan kadang bertolak belakang sehingga masih mengandung
kekurangan juga. Misal mengenai ukuran esai, ada yang menyatakan bebas, sedang,
dan dapat dibaca sekali duduk; mengenai isi esai, ada yang menyatakan berupa
analisis, penafsiran dan uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu); dan demikian
juga mengenai gaya dan metode esai ada yang menyatakan bebas dan ada yang
menyatakan teratur.
Penjelasan mengenai esai dapat lebih "aman dan mudah dimengerti"
jika ditempuh dengan cara meminjam pembagian model penalaran ala Edward de
Bono. Menurut De Bono, penalaran dapat dibagi menjadi dua model. Pertama, model
penalaran vertikal (memusatkan perhatian dan mengesampingkan sesuatu yang tidak
relevan) dan kedua model penalaran lateral (membukakan perhatian dan menerima
semua kemungkinan dan pengaruh).
Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan
penalaran lateral karena esai cenderung tidak analitis dan acak, melainkan
dapat melompat-lompat dan provokatif. Sebab, esai menurut makna asal katanya
adalah sebuah upaya atau percobaan yang tidak harus menjawab suatu persoalan
secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis Bacon, esai lebih
sebagai butir garam pembangkit selera ketimbang sebuah makanan yang
mengenyangkan.
2. Jenis-jenis esai
-
Esai Deskriptif
Esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang,
tempat, atau benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa
pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek. Rincian pendukung disajikan dalam
urutan tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam,
dll). Pola pergerakan ini mencerminkan urutan rincian yang dirasakan melalui
penginderaan.
-
Esai Ekspositori
Esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan
penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan
sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau
mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe
esai ekspositori yang dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang bersifat
kronologis (berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan
contoh-contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan
kepentingan (terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya); esai
sebab-akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau
sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya.
-
Esai naratif
Menggambarkan
suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan
sesuai urutan waktu. Esai persuasif bersuaha mengubah perilaku pembaca atau
memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat
menyatakan suatu emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya
disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.
3. Ciri-ciri esai
Berikut ini
adalah beberapa ciri-ciri esai, yaitu :
a.
Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi
biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
b.
Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam
waktu dua jam.
c.
Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik
akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya
penulis lain.
d.
Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi
yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis
memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
e.
Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah
tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi
syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke
pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis
harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di
awang-awang.
f.
Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang
membedakan esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri
personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang
kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.
4.
Struktur Sebuah Esai
Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:
a.
Paragraf Pertama
Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan
topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan
dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama.
Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang
mengembangkan tesis tersebut dalam beberapa sub topik.
b.
Paragraf Kedua sampai keempat
Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari
sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan
argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan
relasinya dengan masing-masing sub topik.
c.
Paragraf Kelima (terakhir)
Paragraf kelima merupakan paragraf
kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan sub topik yang telah dibahas dalam
paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembaca.
5. Langkah Membuat Esai
a.
Tentukan topik
Bila topik telah ditentukan, anda mungkin
tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda
siap untuk menuju langkah berikutnya. Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang
akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara
khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke
langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda
harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat
mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang
"Indonesia" adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan
anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun
bila anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini
menjadi "Kekayaan Budaya Indonesia" atau "Situasi Politik di
Indonesia". Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa
melanjutkan ke langkah.
b.
Buatlah outline atau garis besar ide-ide
anda
c.
Tujuan dari pembuatan outline adalah
meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang
terorganisir.
d.
Tuliskan tubuh tesis anda Bagian ini
merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat
menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk
topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada
outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda.
e.
Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)
-
Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.
-
Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan
membawa pembaca pada pernyataan tesis anda.Tutup paragraf anda dengan
pernyataan tesis anda.
f.
Tuliskan kesimpulan Kesimpulan merupakan
rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan perspektif
akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan
menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan
pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan
anekdot untuk menutup esai anda.
g.
Berikan sentuhan terakhir
-
Teliti urutan paragraf Mana yang paling
kuat? Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan paragraf terlemah di
tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika naskah anda menjelaskan
suatu proses, anda harus bertahan pada urutan yang anda buat.
-
Teliti format penulisan. Telitilah format
penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan sebagainya.
-
Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil
tulisan anda, memperkuat poin yang lemah. Baca dan baca kembali naskah anda.
-
Apakah kalimat satu dengan yang lain
mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak, tambahkan bebearpa kata dan frase
untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat
sebelumnya. Teliti kembali penulisan dan tata bahasa anda.
6.
Contoh Esai
Maraknya Kecelakaan Angkutan Umum
Beberapa minggu terakhir ini kita
“dibiasakan” dengan berita kecelakaan angkutan umum. Mengapa saya katakan
“dibiasakan”? Karena memang dalam beberapa pekan terakhir ini di media cetak
maupun elektronik sering sekali kita jumpai berita tentang kecelakaan angkutan
umum yang celakanya kecelakaan tersebut hampir selalu memakan korban jiwa.
Sangat ironis memang, angkutan umum yang seharusnya menjanjikan pelayanan jasa
transportasi yang nyaman dan lebih aman malah belakangan menjadi penyumbang
terbesar dalam kasus kecelakaan.
Sebuah akibat tentu saja ada
sebabnya. Jika kita amati sedikit saja bagaimana dunia transportasian kita, khususnya
transportasi umum darat, tentu kita dapat melihat sebuah kenyataan yang sangat
mengkhawatirkan. Bagaimana tidak mengkhawatirkan, jika melihat kondisi alat
angkut yang membawa beratus bahkan beribu nyawa setiap harinya kondisinya tidak
layak? Celakanya, kondisi yang tidak layak tersebut masih dibarengi dengan
perilaku sopir yang “ugal-ugalan” dan kondisi jalan yang buruk juga, sehingga
peluang kecelakaan pun semakin tinggi.
Berbicara tentang kelayakan angkutan
umum, tentu perhatian kita akan mengarah pada pengujian kelayakan kendaraan
umum yang di dalam pengujian tersebut akan dinyatakan apakah kedaraan tersebut
layak jalan atau tidak. Pengujian ini seharusnya menjadi wahana bagi para sopir
dan atau pemilik untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada angkutan demi
memberi kenyamanan dan keselamatan pada penumpang. Namun, bagai menutup
bangkai, kekurangan yang jelas-jelas telah diketahui malah diusahakan dengan
berbagai cara agar jangan sampai diketahui petugas penguji. Sungguh sangat
miris ketika beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah acara yang menayangkan
bagaimana beberapa sopir menyiasati tes pengujian kelayakan kendaraan dengan
menyewa ban dan mengganti onderdil yang sudah tidak layak hanya pada tes uji
kelayakan saja. Dan setelah itu mereka memasang kembali ban dan onderdil yang
sudah tidak layak tersebut. Harapan saya, semoga penggalakkan dan ketegasan
pengujian kelayakkan kendaraan yang saat ini sedang ramai terjadi bukan hanya
sekadar “obat penenang sementara” bagi masyarakat yang mulai “marah” pada
angkutan umum dan integritas penanggung jawab keberadaan angkutan.
Banyak kecelakaan terjadi tidak
hanya disebabkan oleh kurang layaknya kendaraan. Faktor manusia banyak
berbicara di sini. Sopir adalah aktor utama yang paling bertanggung jawab atas
keselamatan kendaraan. Kondisi kesehatan yang buruk, kelelahan, dan ugal-ugalan
dalam berkendara telah banyak menyebabkan petaka. Lebih kompleks lagi sekarang
ini alkohol dan narkoba sudah “merakyat” sehingga tidak menutup kemungkinan dan
sudah banyak sopir yang ikut mengkonsumsi. Hal ini harus menjadi perhatian
lebih bagi pemerintah dan pemilik angkutan umum untuk menindak tegas
sopir-sopir yang “nakal” seperti itu. Tindakan pencegahan pun sepertinya harus
dilakukan pemerintah dengan memberikan penyuluhan kepada para sopir agar lebih
bertanggung jawab atas keselamatan penumpang dan bersih dari miras dan narkoba.
Terlepas dari kedua masalah di atas,
tentu kita tidak dapat menolak jika kondisi jalan yang buruk pun memberi andil
yang cukup penting dalam maraknya kecelakaan yang belakangan ini sering
terjadi. Memang tidak bisa kita pungkiri jika cuaca seperti sekarang ini telah
banyak membuat kondisi aspal jalan menjadi rusak. Namun, hal tersebut jangan
dijadikan sebagai sebuah pembenaran dan pemakluman akan banyaknya kondisi jalan
yang buruk yang berakibat pada terjadinya kecelakaan. Pemerintah yang
bertanggung jawab dalam hal ini Dinas PU seharusnya siap dan cekatan dalam
menghadapi kondisi seperti ini. Jangan malah kondisi jalan yang buruk dibiarkan
berlarut-larut sampai menimbulkan korban seperti yang sekarang ini terjadi.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa kondisi kendaraan
umum yang tidak layak jalan, human error dari sopir, dan kondisi jalan yang
buruk adalah sebuah kombinasi sempurna untuk menjelaskan berbagai kecelakaan
yang akhir-akhir ini terjadi. Dan sudah selayaknya semua pihak yang bertanggung
jawab akan hal tersebut bahu-membahu bekerjasama dengan penuh kesadaran agar
keselamatan dan kenyamanan di jalan raya baik bagi penumpang maupun pengguna
jalan lainnya dapat tercapai. Tindakkan pencegahan baik berupa tes uji
kelayakkan angkutan umum yang jujur maupun penyuluhan kepada sopir untuk tidak
mengkonsumsi miras dan narkoba demi keselamatan harus segera dilakukan dengan
serius. Sanksi tegas terhadap pihak terkait yang membelot pun sudah selayaknya
segera dilakukan demi keselamatan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar