Rabu, 30 Desember 2015

Ulasan Cerpen Lintang



Judul: lintang
Pengarang: aveus har
Data terbitan : edisi 08-07
Halaman : 1
Jumlah halaman : 11

            Cerpen yang berjudul Lintang ini menceritakan dua orang wanita yang bernama Lintang dan Nisa. Nisa awalnya ingin menjadi orang yang terkenal, semua orang mengenalnya, semua orang memperhatikannya, dan semua orang mengikutinya kemana pun ia pergi. Tetapi beda dengan teman dekatnya atau bisa dikatakan sahabat karibnya, Lintang namanya pasti terlintas sosok perempuan yang cantik dan rupawan. Kedua perempuan ini mempunyai keinginan yang berbalikan, lintang ingin menjadi orang biasa namun mama tirinya mengarahkan lintang ke bidang permodelan karena menurut mama tirinya ia mempunyai potensi yang perlu diasah supaya berkemban dan menjadi orang yang terkenal.

Suatu ketika papa lintang menikah dengan tante wien, janda mantan foto model yang sekarang jadi pengusaha, dan mengajak  lintang pindah rumah yang begitu mewah. dan juga pindah sekolah. Kini keduanya telah terpisah yang dulunya setiap hari bermain bersama, sudah dua tahun lebih harapan untuk bertemu dengan sahabatnya hanya menjadi tugu dilintas kenangan keduanya. Lintang telah menjadi artis yang jauh dilangit popularitasnya, sedangkan nisa masih menjalani keseharianya yang begitu datar, tanpa sahabatnya yang bernama lintang.
Cerpen yang berjudul “Lintang” ini adalah kisah hidup Lintang ketika ia mencapai kesuksesanya. Tentu persoalan dalam masyarakat atau individu, serta sikap dan tindakan kelompok masyarakat yang dalam masyarakat sedikit banyaknya tertuang dalam cerpen ini. Karena karya sastra erat kaitannya dengan dunia sosial yang nyata. Dan cerpen ini merupakan tiruan atau cermin dari masyarakat pada zaman sekrang. Diantaranya pada kutipan berikut:
“lintang telah menjadi bintang, meski ia pernah berkata tak menginginkannya. Dan nisa telah mengubur impiannya menjadi bintang, meski ia termata ingin menjadi bintang.” Kutipan diatas mengungkapkan Lintang sudah menjadi artis terkenal dimana-mana sampai-sampai nisa iri kepada lintang dengan gelimang harta, semua yang ia inginkan dapat tercapai. Tetapi yang membuat ia berfikir dua kali yaitu ketitakbebasan Lintang dalam beraktifitas seperti anak muda biasanya terdapat pada kutipan berikut:
“aku justru iri sama kamu. Kamu busa bebas, bisa melakukan apapun tanpa khawatir, bisa bergaul dengan siapa saja tanpa kepura-puraan, bisa menjadi dirimu sendiri. Sementara aku? Aku meras hidup dalam kepalsuan, kesemuan, kepura-puraan.” Kutipan di atas mengungkapkan bahwa Lintang iri kepada sahabatnya walau hanya menjadi reporter majalah sekolah.
Pada kutipan berikutnya
“Dan sebagai sahabat, Nisa tahu betapa nelangsa sesungguhnya hidup Lintang. Di tengah popularitasnya, ia merasa sepi, sunyi. Tak ada ruang untuk kehidupan selayaknya remaja seusianya. Tak ada kebebasan. Kemanapun pergi, ia harus menjadi orang lain.”
Kutipan di atas mengungkapakan bahwa lintang lebih senang hidup yang sederhana daripada menjadi artis tetapi tidak bisa menjadi dirinya dalam kehidupan sehari-harinya, betapa irinya lintang kepada sahabatnya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar