Judul: lintang
Pengarang: aveus har
Data terbitan : edisi 08-07
Halaman : 1
Jumlah halaman : 11
Cerpen yang berjudul Lintang ini menceritakan dua orang
wanita yang bernama Lintang dan Nisa. Nisa awalnya ingin menjadi orang yang
terkenal, semua orang mengenalnya, semua orang memperhatikannya, dan semua
orang mengikutinya kemana pun ia pergi. Tetapi beda dengan teman dekatnya atau
bisa dikatakan sahabat karibnya, Lintang namanya pasti terlintas sosok
perempuan yang cantik dan rupawan. Kedua perempuan ini mempunyai keinginan yang
berbalikan, lintang ingin menjadi orang biasa namun mama tirinya mengarahkan
lintang ke bidang permodelan karena menurut mama tirinya ia mempunyai potensi
yang perlu diasah supaya berkemban dan menjadi orang yang terkenal.
Suatu
ketika papa lintang menikah dengan tante wien, janda mantan foto model yang
sekarang jadi pengusaha, dan mengajak
lintang pindah rumah yang begitu mewah. dan juga pindah sekolah. Kini
keduanya telah terpisah yang dulunya setiap hari bermain bersama, sudah dua
tahun lebih harapan untuk bertemu dengan sahabatnya hanya menjadi tugu dilintas
kenangan keduanya. Lintang telah menjadi artis yang jauh dilangit
popularitasnya, sedangkan nisa masih menjalani keseharianya yang begitu datar,
tanpa sahabatnya yang bernama lintang.
Cerpen
yang berjudul “Lintang” ini adalah kisah hidup Lintang ketika ia mencapai
kesuksesanya. Tentu persoalan dalam masyarakat atau individu, serta sikap dan tindakan
kelompok masyarakat yang dalam masyarakat sedikit banyaknya tertuang dalam
cerpen ini. Karena karya sastra erat kaitannya dengan dunia sosial yang nyata.
Dan cerpen ini merupakan tiruan atau cermin dari masyarakat pada zaman sekrang.
Diantaranya pada kutipan berikut:
“lintang telah menjadi bintang,
meski ia pernah berkata tak menginginkannya. Dan nisa telah mengubur impiannya
menjadi bintang, meski ia termata ingin menjadi bintang.” Kutipan diatas mengungkapkan
Lintang sudah menjadi artis terkenal dimana-mana sampai-sampai nisa iri kepada
lintang dengan gelimang harta, semua yang ia inginkan dapat tercapai. Tetapi
yang membuat ia berfikir dua kali yaitu ketitakbebasan Lintang dalam
beraktifitas seperti anak muda biasanya terdapat pada kutipan berikut:
“aku justru iri sama kamu. Kamu busa
bebas, bisa melakukan apapun tanpa khawatir, bisa bergaul dengan siapa saja
tanpa kepura-puraan, bisa menjadi dirimu sendiri. Sementara aku? Aku meras
hidup dalam kepalsuan, kesemuan, kepura-puraan.” Kutipan di atas mengungkapkan
bahwa Lintang iri kepada sahabatnya walau hanya menjadi reporter majalah
sekolah.
Pada kutipan berikutnya
“Dan sebagai sahabat, Nisa tahu
betapa nelangsa sesungguhnya hidup Lintang. Di tengah popularitasnya, ia merasa
sepi, sunyi. Tak ada ruang untuk kehidupan selayaknya remaja seusianya. Tak ada
kebebasan. Kemanapun pergi, ia harus menjadi orang lain.”
Kutipan di atas mengungkapakan bahwa
lintang lebih senang hidup yang sederhana daripada menjadi artis tetapi tidak
bisa menjadi dirinya dalam kehidupan sehari-harinya, betapa irinya lintang kepada
sahabatnya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar